Selasa, 14 Juli 2009

Keputihan

Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.

Gejala keputihan

  • Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu.
  • Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.

Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.

  • Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
  • Gadis muda terkadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.

Penyebab keputihan

Dengan memperhatikan cairan yang keluar, terkadang dapat diketahui penyebab keputihan.

  • Infeksi Gonore, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.
  • Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.
  • Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
  • kelelahan yang sangat
Untuk menghindari hal tersebut, ada tips yang bisa Anda lakukan agar dapat memiliki organ kewanitaan yang sehat.
  1. Rajin membersihkan vagina. Terutama setelah buang air kecil, agar sisa-sisa kotoran tidak menempel pada mulut vagina. Usahakan agar vagina tetap kering, karena vagina yang lembab merupakan “tempat aman” bagi jamur untuk hinggap.
  2. Sering mengganti celana dalam dan pembalut. Paling tidak 2-3 kali sehari, terutama jika keadaan celana dalam mulai terasa lembab. Bagi Anda yang sedang haid gantilah pembalut paling tidak 3 kali agar bakteri yang ada dalam darah haid tidak menempel pada vagina yang bisa menyebabkan infeksi.
  3. Mencukur rambut vagina. Rambut yang tumbuh di sekitar vagina merupakan tempat kuman bergelantungan, cukur paling tidak 2 kali dalam satu bulan. Namun adalakalanya ada yang merasa kurang nyaman dengan diukurnya bulu kemaluan, paling tidak lakukan sebelum masa haid.
  4. Jangan terlalu sering menggunakan sabun pembersih, karena sifat sabun yang basa bisa menghilangkan keasaman yang diperlukan pada vagina. Gunakan sabun pembersih yang tidak mengganggu keseimbangan pH disekitar vagina, salah satunya pembersih yang menggunakan bahan dasar susu yang dapat menjaga keseimbangan dan meningkatkan flora normal pada vagina.
  5. Anda bisa menggunakan ramuan-ramuan tradisional dari bahan-bahan alam. Seperti daun sirih yang sejak dulu memang digunakan untuk mencegah dan mengobati keputihan, dan berbagai jenis penyakit. Khasiat daun sirih sebagai salah satu obat untuk mengobati keputihan teruji secara klinis di berbagai bidang kesehatan. Caranya, ambil 2-4 lembar daun sirih, rebus dengan 2 liter air. Gunakan air rebusan daun sirih dicampur dengan sedikit air hingga hangat untuk membersihkan vagina.


sumber[[http://id.wikipedia.org]]
[[www.resep.web.id]]

0 komentar:

Posting Komentar