beberapa hal yang kerap dikeluhkan para penderita, yaitu:
Pertama, perdarahan pada usus besar yang ditandai dengan ditemukannya darah pada feses saat buang air besar. Kedua, perubahan pada fungsi usus (diare atau sembelit) tanpa sebab yang jelas, lebih dari enam minggu. Ketiga, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Keempat, rasa sakit di perut atau bagian belakang. Kelima, perut masih terasa penuh meskipun sudah buang air besar. Keenam, rasa lelah yang terus-menerus Ketujuh, kadang-kadang kanker dapat menjadi penghalang dalam usus besar yang tampak pada beberapa gejala seperti sembelit, rasa sakit, dan rasa kembung di perut.
Untuk menangani kanker usus besar, terapi bedah merupakan cara yang paling efektif, utamanya bila dilakukan pada penyakit yang masih terlokalisir. Namun, bila sudah terjadi metastasis (penyebaran), penanganan menjadi lebih sulit. Tetapi, dengan berkembangnya kemoterapi dan radioterapi pada saat ini, memungkinkan penderita stadium lanjut atau pada kasus kekambuhan untuk menjalani terapi adjuvan. Terapi adjuvan adalah kemoterapi yang diberikan setelah tindakan operasi pada pasien kanker stadium III guna membunuh sisa-sisa sel kanker.
Saat ini, terapi adjuvan bisa dilakukan tanpa suntik (infus), melainkan dengan oral/tablet (Capacitabine). Ketersediaan capacitabine tablet memungkinkan pasien untuk menjalani kemoterapi di rumah yang tentu saja efektivitasnya lebih baik. Capacitabine juga merupakan kemoterapi oral yang aman dan bekerja sampai ke sel kanker.
Jurus Menangkal Kanker Usus Besar
Mencegah jauh lebih baik ketimbang mengobati. Hal itu juga berlaku pada kanker usus besar. Agar tak sampai terjamah penyakit mematikan ini, lakukan upaya pencegahan. Simak tips pencegahan dari dokter Adil S Pasaribu SpB KBD berikut ini.
0 komentar:
Posting Komentar